Banyak dari Umat Ini yang Meniru Budaya Kafir
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada
Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Pertentangan antara hak dan batil akan
tetap terjadi selama dunia masih ada. Sehingga sebagian besar kaum
muslimin (umat Nabi Muhammad) akan mengkuti Ahlul batil dalam kebatilan
mereka dari kalangan Yahudi, Nasrani, Majusi, dan penyembah berhala.
Dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لَتَتَّبِعُنَّ
سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى
لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
"Pasti kamu akan mengikuti kebiasaan
orang-orang sebelum kalian sejengkal-demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta, sampai jika mereka itu masuk ke lubang biawak
(lubang sangat sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan
mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah
yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas
siapa lagi?” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam redaksi lain milik Al-Bukhari,
فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ فَقَالَ وَمَنْ النَّاسُ إِلَّا أُولَئِكَ
"Dikatakan kepada beliau: Ya Rasulallah, seperti orang Persia dan Romawi. Beliau menjawab, "Siapa orang lagi selain mereka"."
Sunan adalah jalan hidup. Sedangkan
sejengkal dan sehasta serta lubang biawak merupakan tamtsil (permisalan)
karena kuatnya (kesesuaian/persamaan) dengan mereka. Maksudnya adalah
kesesuaian/kesamaan dalam maksiat dan penyimpangan, bukan dalam
kekufuran. (Disarikan dari Syarh Nawawi 'Ala Muslim: 16/219)
Dhahir hadits di atas menunjukkan
seluruh umat Islam terjerumus dalam kesalahan ini. Tetapi terdapat
hadits lain yang menerangkan bahwa masih tetap ada sebagian dari umat
ini yang konsisten di atas kebenaran. Tidak ikut-ikutan dengan
kebanyakan orang, maka mereka itulah yang terasa asing di tengah
masyarakatnya. Namun, ada kabar gembira, keberuntunganlah bagi
orang-orang yang terasing.
Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya, dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
"Islam bermula dari keterasingan dan
nanti pasti akan kembali asing sebagaimana ia bermula, maka
keberuntungan bagi para ghuraba' (orang-orang terasing)."
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ditanya,
"Siapa mereka itu Ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "orang-orang yang
tetap baik apabila manusia sudah pada rusak." (Silsilah al-Ahadits
al-Shahihah, no. 1273)
Sebagaimana yang diriwayatkan Abdullah
bin Mubarak dalam kitabnya "al-Zuhud", dari Abdullah bin Amr bin
al-'Ash, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, "Maka keberuntungan bagi para ghuraba' (orang-orang
terasing)." Ditanyakan kepada beliau, "Siapa al-Ghuraba' itu wahai
Rasulullah?" beliau menjawab,
ناس صالحون قليل في ناس سوء كثير، ومن يعصيهم أكثر ممن يطيعهم
"Orang-orang yang shalih yang
jumlahnya sedikit di tengah-tengah manusia buruk yang jumlahnya banyak.
Orang yang mendurhakai mereka jumlahnya lebih banyak daripada yang
mentaati mereka." (Silsilah al-Ahadits al-Shahihah, no. 1619)
Akibat Buruk yang Ikut-ikutan Budaya Kafir
Akibat buruk yang menimpa umat yang
menyimpang dari kebenaran, merubah dan menyimpangkannya lalu membenarkan
yang batil adalah mereka akan diusir dari telaga Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
nanti di akhirat. Yaitu saat orang-orang yang istiqamah minum darinya
untuk menghilangkan dahaga mereka yang sangat. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَنَا
فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ فَمَنْ وَرَدَهُ شَرِبَ مِنْهُ وَمَنْ شَرِبَ
مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهُ أَبَدًا لَيَرِدُ عَلَيَّ أَقْوَامٌ
أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ قَالَ
إِنَّهُمْ مِنِّي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ
فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي
"Aku adalah pendahulu kalian menuju
telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan
barangsiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan
lewat beberapa orang yang melewati diriku, aku mengenali mereka dan
mereka mengenaliku, namun mereka terhalangi menemui diriku." Beliau
melanjutkan, "Sesungguhnya mereka termasuk umatku." Maka dikatakan,
"Sesungguhnya kamu tidak mengetahui perkara yang telah mereka rubah
sepeninggalmu." Kemudian aku (Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam)
bersabda: "jauhlah, jauhlah! bagi orang yang merubah (ajaran agama)
sesudahku." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Fenomena merubah agama dan meninggalkan agama Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah mengikuti musuh-musuh Allah
Ta'ala dalam perkara besar dan kecil. Lebih parah hal ini diberi slogan
atas nama modernitas dan kemajuan, kebudayaan dan peradaban, atas nama
HAM dan persaudaraan, dan slogan-slogan menipu lainnya.
Umat Islam yang masih lurus dan memiliki
kecintaan tinggi kepada agamanya berusaha menetralisir racun yang sudah
menyebar di tubuh umat secara merata. Mereka memberikan pencerahan dan
penyadaran. Harapannya, umat sadar dan tahu akan kekeliruannya. Supaya
mereka kembali kepada ajaran agamanya dan manjauhkan diri dari tradisi
dan budaya kafir, khususnya yang memiliki hubungan dengan ritual
keagamaan mereka, seperti perayaan tahun baru dan semisalnya.
[PurWD/voa-islam.com]
Post a Comment