Perdamaian Dunia jadi Perhatian Grand Syaikh Al-Azhar
Al-Azhar menggelar Muktamar Al-Azhar dan Majlis Hukama al Muslimien (Konferensi Internasional) pada 28 Februari - 1 Maret 2017 di Kairo, Mesir. Dalam konferensi tersebut Grand Syaikh Al-Azhar, Prof Ahmed El-Tayyeb menyeru kepada semua pemuka agama untuk bersama-sama memerangi Islamofobia.
Anggota Majelis Tarjih Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir Ustaz Wahyudi Abdurrahim mengatakan, Grand Syaikh Al-Azhar sangat konsen dengan persoalan perdamaian dunia. Beliau prihatin dengan berbagai pertempuran yang terjadi dewasa ini, khususnya di kawasan Timur Tengah.
"Dalam berbagai konferensi internasional, Beliau selalu mewacanakan kepada semua lembaga dunia untuk bersama-sama memerangi berbagai tindak kekerasan," kata Ustaz Wahyudi kepada Republika.co.id, Rabu (2/3) malam.
Menurutnya, Grand Syaikh Al-Azhar sangat menyayangkan terkait dengan media barat yang selalu bias terhadap Islam. Berbagai tindak teroris jika pelakunya adalah seorang Muslim, maka dibesar-besarkan. Dari sini timbul stigma bahwa Islam adalah agama teroris.
Dia menerangkan, maka yang terjadi adalah Islamophobia di berbagai wilayah dunia. Padahal Islam merupakan agama damai. "Grand Syaikh Al-Azhar merasa ada ketidakadilan dari sikap barat terhadap umat Islam," ujarnya.
Wahyudi mengatakan, banyak kasus-kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh orang Kristen atau Yahudi. Bahkan, banyak lembaga agama yang terlibat seperti perang saudara di Irlandia. Namun, mereka tidak pernah mengaitkan antara tindakan kriminal tersebut dengan agama Kristen, tidak disebutkan teroris Kristen.
Menurut dia, Grand Syaikh Al-Azhar yakin agama apapun mempunyai risalah suci. Sebab, tidak ada agama yang memerintahkan pemeluknya untuk melakukan tindakan kriminal. Oleh karena itu, beliau mengimbau kepada semua pemeluk agama untuk mengedepankan sikap perdamaian. "Jika Islam selalu dipojokkan, cepat atau lambat maka agama-agama lain selain Islam juga akan kena dampaknya," ujarnya.
Konferensi Internasional di Kairo dihadiri tokoh dan pemuka agama-agama yang ada di Timur Tengah. Pada konferensi tersebut Pope Theodorus II (Patriark Gereja Marcusian Alexandria dari aliran Koptik Orthodoks Timur) menjadi tamu kehormatan.
Anggota Majelis Tarjih Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir Ustaz Wahyudi Abdurrahim mengatakan, Grand Syaikh Al-Azhar sangat konsen dengan persoalan perdamaian dunia. Beliau prihatin dengan berbagai pertempuran yang terjadi dewasa ini, khususnya di kawasan Timur Tengah.
"Dalam berbagai konferensi internasional, Beliau selalu mewacanakan kepada semua lembaga dunia untuk bersama-sama memerangi berbagai tindak kekerasan," kata Ustaz Wahyudi kepada Republika.co.id, Rabu (2/3) malam.
Menurutnya, Grand Syaikh Al-Azhar sangat menyayangkan terkait dengan media barat yang selalu bias terhadap Islam. Berbagai tindak teroris jika pelakunya adalah seorang Muslim, maka dibesar-besarkan. Dari sini timbul stigma bahwa Islam adalah agama teroris.
Dia menerangkan, maka yang terjadi adalah Islamophobia di berbagai wilayah dunia. Padahal Islam merupakan agama damai. "Grand Syaikh Al-Azhar merasa ada ketidakadilan dari sikap barat terhadap umat Islam," ujarnya.
Wahyudi mengatakan, banyak kasus-kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh orang Kristen atau Yahudi. Bahkan, banyak lembaga agama yang terlibat seperti perang saudara di Irlandia. Namun, mereka tidak pernah mengaitkan antara tindakan kriminal tersebut dengan agama Kristen, tidak disebutkan teroris Kristen.
Menurut dia, Grand Syaikh Al-Azhar yakin agama apapun mempunyai risalah suci. Sebab, tidak ada agama yang memerintahkan pemeluknya untuk melakukan tindakan kriminal. Oleh karena itu, beliau mengimbau kepada semua pemeluk agama untuk mengedepankan sikap perdamaian. "Jika Islam selalu dipojokkan, cepat atau lambat maka agama-agama lain selain Islam juga akan kena dampaknya," ujarnya.
Konferensi Internasional di Kairo dihadiri tokoh dan pemuka agama-agama yang ada di Timur Tengah. Pada konferensi tersebut Pope Theodorus II (Patriark Gereja Marcusian Alexandria dari aliran Koptik Orthodoks Timur) menjadi tamu kehormatan.
Post a Comment