Masiroh Panji Rasulullah SAW yang di adakan di Pekanbaru Riau
Pekanbaru, 9 April 17. Masirah panji rasulullah adalah medium yang digunakan oleh
hizbut Tahrir untuk mengenalkan panji Islam kepada masyarakat di seluruh tanah
air” ungkap Ismail Yusanto, juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia pada sesi
konferensi pers usai acara tabligh Akbar di Mesjid Agung An-Nur, Provinsi Riau.
Acara Masirah Panji Rasulullah telah terlaksana pada paginya
di empat titik kota Pekanbaru dalam bentuk konvoi kendaraan menuju Mesjid
An-Nur. Lebih dari sepuluh kota mengadakan acara pawai pada hari ini, dan akan
terus berlanjut disepanjang bulan Rajab.
Menurutnya, rendahnya pemahaman masyarakat akan
symbol-simbol Islam menyebabkan adanya jarak antara masyarakat dan agamanya,
sehingga “jangankan untuk diamanlkan,
mengenal saja tidak. Apalagi mau mencintai dan memperjuangkannya” paparnya.
Ismailpun menampik segala bentuk stigmatisasi negative yang
dialamatkan kepada bendera rasulullah tersebut, termasuk ada yang mengatakan
bahwa ini adalah bendera teroris atau seperti bendera kelompok ISIS. “Kita seharusnya tidak boleh
mengecap bendera ini sebagai bendera teroris, apalagi bendera yang selalu
dibawa oleh Hizbut Tahrir, itulah Al-Liwa dan Ar-Rayah” jelasnya. Sehingga,
lanjutnya, perlu ada penjelasan kepada masyarakat untuk meluruskan hal
terseebut.
Menanggapi fenomena ISIS, Ismail menyatakan bahwa Hizbut
Tahrir menolak keberadaan deklarasi Negara Khilfah ala ISIS, “Karena HT menilai
deklarasi tersebut tidak absah secara syariah Islam” ujarnya. Ia kemudian
menegaskan bahwa Hizbut Tahrir tidak ada hubungan sama sekali dengan ISIS.
Hanya saja, lanjutnya, masyarakat yang meihat seramnya pencitraan ISIS oleh
media menganggap seperti itulah hakikat khilafah, padahal tidak, “hal ini
justru menyulitkan gambaran Khilafah yang agung yang diperjuangkan oleh HT, dan
kebaikan-kebaikan khilafah yang sesungguhnya” katanya.
Ismail lanjut menjelaskan bahwa yang menjadi korban atas
pencitraan buruk kepada symbol-simbol Islam ini adalah kaum muslimin sendiri.
Maka dari itulah HT tidak tinggal diam, “karena jika dibiarkan maka ini akan
terus menjerumuskan umat Islam, sehingga mereka akan betul-betul jadi takut
pada symbol-simbol Islam dan khilafah” ujarnya.
Ia membandingkan hal
ini seperti masalah hijab yang juga menjadi phobia pada masyarakat, namun
kontinuitas dakwah menjelaskan tentang jilbab dan kerudung menjadikan hal ini
biasa, “seperti itulah yang kita inginkan terhadap ajaran Islam seperti
biasanya orang mendengar kata shalat , yaitu lumrahisasi ajaran dan symbol-simbol Islam” papar juru bicara
Hizbut Tahrir Indonesia yang sering menjadi pembicara dalam acara-acara
internasional.
Adapun mengenai substansi Negara Khilafah dapat
menghancurkan dan memecah belah, Ia menegaskan bahwa Khilafah adalah Negara
yang menyelamatkan. Karena Islam itu tabiat dasarnya adalah menyembuhkan dan
memberi kebaikan, itulah yang terangkum dalam Islam Rahmatan Lil-Alamin.
“jadi tidak benar Khilafah itu menghancurkan” tegasnya. Ia
menekankan bahwa justru sudah ada didepan mata kalau yang saat ini yang
menghancurkan Indonesia adalah narkoba, pornografi, pornoaksi, korupsi,
separatisme, “seharusnya itu yang kita pukul dan kita lawan sama-sama. Bukan
ajaran Islam dan Khilafah” ujarnya.
Terakhir, ismail mengajak agar umat Islam menjaga Ukhuwah
sebagai bagian dari ajaran Islam, karena ini juga akan menyelmat kaum muslimin,
“Ukhuwah tersebut harus berlandaskan akidah, agar terwujud kekuatan yang besar
diantara kaum muslimin” tutupnya. []
Post a Comment