Meskipun hujan Peserta Aksi Masirah Panji Rasulullah tetap semangat mengibarkan Panji Rasulullah.
Melayu Bersyariah-Medan(2/4), Meskipun Hujan turun pada Minggu pagi para peserta Majelis Panji Rasulullah(MPR) dari berbagai daerah tetap semangat mengikuti jalannya kegiatan yang diselenggarakan oleh HTI Sumut. Acara tersebut dimulai dengan berkonvoi kenderaan dari berbagai daerah menuju Titik Kumpul Stadion Teladan Medan dengan membawa Panji Rasulullah Al Liwa’ dan Ar Rayah. Selain melaksanakan konvoi kegiatan ini juga di isi dengan Zikir dan Tablih Akbar di Taman Sri Deli Jl.Masjid Raya Medan. Event Akbar yang bertemakan Khilafah Kewajiban Syar’i Jalan kebangkitan umat ini dihadiri sekitar 10 ribu orang dari berbagai kota dan daerah sumatera utara.
Sesampai di Stadion Teladan Medan Para peserta MPR langsung membentuk barisan untuk melaksanakan parade Al Liwa dan Ar Raya longmach menuju Taman Sri Deli Medan. Pasukan pembawa Panji Rasulullah dihiasi dengan seragam khas Melayu yang merupakan pakain ciri khas di Kota Medan. Disepanjang jalan para peserta meneriakkan berbagai yel-yel sambil memperkenalkan PanjI Rasulullah kepada masyarakan kota Medan. Para orator dalam orasinya dengan tegas mengatakan bahwa Panji Rasulullah bukanlah bendera teroris sebagaimana yang sering diopinikan sebagian orang selama ini. Gemuruh Takbir dari peserta terus berkumandang disepanjang jalan hingga menuju Taman Sri Deli Medan.
Para peserta longmach yang telah sampai di Taman Sri Dewi langsung disambut dengan atraksi Pencak silat hinngga menyita perhatian para peserta lainnya kemudian langsung para peserta mengikuti Zikir dan Tabligh Akbar. Para peserta dengan khusu’ mengikuti zikir akbar yang dibawakan oleh Majelis Az zikra. setelah zikir bersama dilanjutkan dengan acara tablig akbar yang diisi pembicara dari kota Medan dan Jakarta .
Ustadz Azwir Ibnu Azis (DPD I HTI Sumut) sebagai pembicara pertama menjelaskan materinya tentang Mengenal Panji Rasulullah saw. Beliau dengan tegas menjelaskan bahwa Panji Rasulullaw itu namanya al liwa’ bendera berwarna putih bertuliskan kalimat tauhid dan ar rayah berwarna hitam. Sedangkan Pembicara kedua usadz Dede Tisna (DPP HTI) Menyampaikan materi “ Indonesia dalam cengkaraman Neoliberalisme dan Neoimperilasime” Beliau menjelaskan bahwa saat ini umat islam masih terus dijajah baik ekonomi dengan jeraran hutangnya maupun bidang lainnya. Beliau juga menjelaskan saat ini kekayaan negeri ini dikuasi Asing dan secara syar’ beliau dengan tegas mengatakan hal tersebut tidak diboleh dalam islam. Ustadz dede juga menegaskan bahwa satu-satunya solusi melepaskan umat dari cengkraman Neoiberalisme dan Neoimperialisme adalah dengan kembali menjalankan syariat Islam dibawah Naungan Khilafah Islamiyah.
Pembicara ketiga ustadz Muhammad Fatih al malawy (DPD I HTI Sumut) dalam orasinya menjelaskan materi “Khilafah kewajban syar’i, janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah” , beliau mengatakan semua ulama berbagai mazhab mewajibkan tegaknya Khilafah yang merupakan janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah. Ustadz Rahmat Kurnia (DPP HTI ) sebagai pembicara terakhir menjelaskan materi Seruan Penegakan Khilafah , Beliau mengatakan bahwa seruan perintah Allah bukan hanya shalat saja tapi perintah penegakan Khilafah juga merupakan seruan Allah yang wajib dialksanakan. Rangkaiann acara Zikir dan Tabligh Akbar tersebut diselingi dengan penampilan anak-anak pelajar dari Khoiru Ummah berupa puisi dan menyanyikan lagu berkibarlah panji Rasulullah dengan penuh semangat hingga membagnkitkan semangat para peserta dalam mengikuti acara tersebut. Zikir dan Tabligh Akbar diakhir dengan pembacaan do’a oleh ustadz Musdar Sya’ban dan penutup oleh Tim Pembawa acara Andika Mirza,Adi Victoi dan Surya Syahputra. [] ali [dakwahsumut.com]
Post a Comment